Pengertian
Desain Komunikasi Visual
Desain
Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan
kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual,
termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk gambar,
huruf, dan warna, serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat
diterima oleh sasarannya.
Desain
Komunikasi Visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi
visual berupa pengolahan pesan-pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari
individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya.
Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada
target audience, dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan
publikasi program pemerintah.
Pada
prinsipnya desain komunikasi visual adalah perancangan untuk menyampaikan pola
pikir dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yang
komunikatif, efektif, efesien dan tepat. Terpola dan terpadu serta estetis,
melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. Elemen
desain komunikasi visual adalah gambar atau foto, huruf, warna dan tata letak
dalam berbagai media. Baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual.
Akar bidang desain komunikasi visual adalah komunikasi budaya, komunikasi
sosial dan komunikasi ekonomi.
Sejarah
Desain Komunikasi Visual
Sejak
jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual.
Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang
digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age),
bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian
seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih
ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan
kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk
yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti
sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang
sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai
suatu profesi, Desain Komunikasi Visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an.
Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu
secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman
spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman
visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan
teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang
memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam
perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen
periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan
surat kabar yang menampilkan iklan tersebut. Desainer komunikasi visual telah
menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan,
penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public
relations).
Desain
Komunikasi Visual baru populer di Indonesia pada tahun 1980-an yang dikenalkan
oleh desainer grafis asal Belanda bernama Gert Dumbar. Karena menurutnya desain
grafis tidak hanya mengurusi cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving
image, audio visual, display dan pameran. Sehingga istilah desain grafis
tidaklah cukup menampung perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan istilah
desain komunikasi visual seperti yang kita kenal sekarang ini.
Desain
Komunikasi Visual dan Seni Murni
Desain
Komunikasi Visual bukan seni murni. Seorang seniman pada bidang seni murni
terkadang mempunyai penonton atau pengamat hanya satu (seniman itu sendiri),
dimana karya seni tersebut merupakan ekspresi emosi dan perasaan dari seniman
itu sendiri yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan diri seniman tersebut.
Sedangkan seorang desainer komunikasi visual menghadapi lebih dari satu
pengamat yang kadang kala bisa mencapai jutaan orang, dimana desainer itu harus
dapat memahami dan menginterpretasikan permintaan seseorang atau sekelompok
orang ke dalam suatu karya desain yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan
orang atau sekelompok orang itu.
Bahan
dan teknik yang digunakan juga hampir sama, tetapi maksud dan tujuan
masing-masingnya berbeda. Seniman dan desainer, keduanya berusaha memecahkan
problem visual, tetapi seniman murni bertujuan lebih untuk memuaskan diri,
sedangkan desainer harus menggerakkan sekelompok orang untuk menghadiri suatu
acara, mengikuti petunjuk, memahami peta suatu lokasi atau membeli suatu
produk.
Desain
Komunikasi Visual harus bersifat universal (dapat dimengerti oleh semua orang),
sedangkan dalam seni murni lebih bersifat emosional, dimana maksud dari seniman
itu tidak harus dapat diartikan dan dibaca oleh orang lain.
Elemen
– elemen Desain Komunikasi Visual
Untuk
dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen
untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam
desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi, simbolisme,
ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri,
bisa juga digabungkan.
Tidak
banyak desainer komunikasi visual yang sangat “fasih” di setiap bidang ini,
tetapi kebanyakan mempunyai kemampuan untuk bervisualisasi. Seorang desainer
komunikasi visual harus mengenal elemen-elemen ini. Jika ia tidak dapat
mengambil sebuah foto tentang kejadian tertentu, maka ia harus tahu fotografer
mana yang mampu, bagaimana mengemukakan keinginannya dan bagaimana memilih
hasil akhir yang baik untuk direproduksi. Ia juga harus dapat membeli dan
menggunakan ilustrasi secara efektif, dan seterusnya.
- Desain dan Tipografi
Tipografi adalah
seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai
desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan
kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini
adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk
media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku,
surat kabar dan majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata
huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.
Menurut
Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan
dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer dan
desainer huruf (type designer). Seorang tipografer berusaha untuk
mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada,
contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan,
feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti
bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang diungkapkan
oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan sensitivitas dan
kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang desainer huruf lebih
memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.
Saat
ini, banyak diantara kita yang telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta
membaca dan mengartikan suatu gambar atau image. Disinilah salah satu tugas
seorang tipografer untuk mengetahui dan memahami jenis huruf tertentu yang
dapat memperoleh reaksi dan emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju.
Selain
banyaknya digunakan ilustrasi dan fotografi, tipografi masih dianggap
sebagai elemen kunci dalam Desain Komunikasi Visual. Kurangnya perhatian pada
pengaruh dan pentingnya elemen tipografi dalam suatu desain akan mengacaukan
desain dan fungsi desain itu sendiri. Contohnya bila kita melihat brosur sebuah
tempat peristirahatan (resor), tentunya kita akan melihat banyak foto yang
menarik tentang tempat dan fasilitas dari tempat tersebut yang membuat kita
tertarik untuk mengunjungi tempat tersebut untuk bersantai. Tetapi bila dalam
brosur tersebut digunakan jenis huruf yang serius atau resmi (contohnya jenis
huruf Times), maka kesan santai, relax dan nyaman tidak akan ‘terbaca’ dalam
brosur tersebut.
- Desain dan Simbolisme
Simbol
telah ada sejak adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia
prasejarah membuat tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di
Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa
yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami sehari-hari.
Peranan
simbol sangatlah penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan
kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol yang
mengkomunikasikan pesan tanpa penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti
pusat perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan bandar udara; semuanya
menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak
berbicara atau menggunakan bahasa yang sama.
Simbol
sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan
bahasa yang digunakan, contohnya sebagai komponen dari signing systems sebuah
pusat perbelanjaan. Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum,
restoran, pintu masuk dan keluar, dan lain-lain digunakan simbol.
Bentuk
yang lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo adalah
identifikasi dari sebuah perusahaan, karena itu suatu logo mempunyai
banyak persyaratan dan harus dapat mencerminkan perusahaan itu. Seorang
desainer harus mengerti tentang perusahaan itu, tujuan dan objektifnya, jenis
perusahaan dan image yang hendak ditampilkan dari perusahaan itu. Selain itu
logo harus bersifat unik, mudah diingat dan dimengerti oleh pengamat yang
dituju.
- Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi
adalah suatu bidang dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang
tidak dihasilkan dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk
visualisasi. Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar
yang dihasilkan secara manual.
Pada
akhir tahun 1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual.
Banyak orang yang akhirnya menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen
yang sangat kreatif dan fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan
beberapa subjek yang tidak dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk
untuk menjelaskan informasi detil seperti cara kerja fotosintesis.
Seorang
ilustrator seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya untuk
mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil,
maka dampak yang ditimbulkan umumnya sangat besar. Karena itu suatu ilustrasi
harus dapat menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang
dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat bercerita banyak
dibandingkan dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih
hidup, sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk “merekam” momen sesaat.
Saat
ini ilustrasi lebih banyak digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya
bersifat imajinatif. Contohnya ilustrasi yang harus menggambarkan seekor anjing
yang sedang berbicara atau anak burung yang sedang menangis karena kehilangan
induknya atau beberapa ekor kelinci yang sedang bermain-main.
Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus dapat merangsang imajinasi anak-anak
yang melihat buku tersebut, karena umumnya mereka belum dapat membaca.
- Desain dan Fotografi
Ada
dua bidang utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi,
yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan
kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret
Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih
diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan
pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan
kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan tersebut.
Sumber
referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar